Perbandingan Antara Kehidupan Dunia dan Akhirat
Dunia dan akhirat sungguh adalah suatuhal yang sangat jauh berbeda. Kehidupan dunia adalah kehidupan sementara
sebagai ladang untuk mengumpulkan bekal berupa amal kebajikan untuk menujukepada akhirat. Sedangkan akhirat adalah tempat di mana kita akan menjalani
hidup setelah mati dan tidak ada kematian lagi setelah itu. Akhirat adalah
kehidupan yang sebenarnya dan kehidupan dunia hanyalah sandiwara belaka.
Tidak ada yang teristimewa dunia bila
dibandingkan dengan akhirat. Yang mana dunia adalah tempat yang sementara dan
akhirat tempat yang kekal. Berbagai kenikmatan dunia tidak sebanding dengan
kenikamatan akhirat, karena kenikmatan akhirat sungguh luar biasa. Begitu juga
dengan siksaan-siksaan dikahirat nanti, sungguh tidak ada bandingan dengan
kesengsaraaan di dunia ini.
Pernah Rasulullah menceritakan suatu
kejadian dihari kiamat, Dari Anas r.a. pula, katanya: "Rasulullah SAW.
bersabda: "Akan didatangkanlah orang yang terenak kehidupannya di dunia
dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu diceburkan
dalam neraka sekali ceburan (sesaat saja), lalu dikatakan: "Hai anak Adam
(yakni manusia), adakah engkau dapat merasakan sesuatu kebaikan (keenakan
dimasa sebelumnya) sekalipun sedikit? Adakah suatu kenikmatan yang pernah
menghampirimu sekalipun sedikit?" Ia berkata: "Tidak, demi Allah, ya
Tuhanku" (yakni setelah merasakan pedihnya siksa neraka walau sesaat, maka
kenikmatan-kenikmatan dan keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama
sekali). Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita kesengsaraan di
dunia dan ia termasuk ahli syurga, lalu ia dimasukkan sekali masuk dalam syurga
(sesaat saja), lalu dikatakan padanya: "Hai anak Adam, adakah engkau dapat
merasakan sesuatu kesengsaraan, sekalipun sedikit? Adakah suatu kesukaran yang
pernah menghampirimu sekalipun sedikit?" Ia menjawab: "Tidak, demi
Allah, tidak pernah ada kesukaranpun yang menghampiri diriku dan tidak pernah
saya melihat suatu kesengsaraan pun sama sekali," (yakni) setelah merasakan
kenikmatan syurga, maka kesengsaraan dan kesukaran yang pernah diderita di
dunia itu seolah-olah lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim).
Nah, sebenarnya apa sih yang
membanggakan dari dunia sedangkan Allah menawarkan hal yang luar biasa
diakhirat. Apakah mungkin karena rendanya pengetahuan tentang agama? Tidak,
banyak orang yang menetahui agama tapi juga tidak mneghiraukannya. Alasan
utamanya adalah mereka disibukkan oleh mengejar kepada kekayaan-kekayaan
dunia yang diiringin oleh hasutan-hasutan pengkhianat Allah yaitu iblis. Mereka
dilalaikan oleh kekayaan tersebut sehingga terus berlomba untuk mencapai nafsu
duniawi. Seperti firman Allah berikut ini,
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ - حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ- كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُو - نَثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ - كَلَّا لَوْ
تَعْلَمُونَ عِلْمَ
ٱلْيَقِينِ - لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ - ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ
ٱلْيَقِينِ - ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
ٱلنَّعِيمِ
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu.Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),Dan janganlah begitu, kelak kamu
akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, Dan Sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu). (Surah At-takatsur : 1-8).
Bermegah-megahan dalam soal banyak harta, anak, pengikut,
kemuliaan, dan seumpamanya telah melalaikan kamu dari ketaatan. Jika ketaatan
sudah mulai pudar, dikhawatirkan agama akan goyah. Oleh sebab itu, rasulullah
pernah bersabda dalam haditsnya,
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu
beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu
semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari
keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya (yakni) bahwa meluapnya kekayaan
pada umat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama
jikalau tidak waspada mengendalikannya." (Muttafaq'alaih)
Para pembaca yang budiman,
Sungguh kehidupan ini jikalau tidak
dikendalikan sesuai dengan akhidah dan tuntunan agama, maka sasaran dari
skenario kehidupan kita akan sia-sia. Kita dituntut untuk memerankan hal
terbaik dan berlomba-lomba dalam beramal namun malah kebalikan, kenyataan
manusia sekarang sudah terperdaya oleh meluapnya harta, seakan-akan mereka bisa
memeproleh segalanya dengan harta yang mereka miliki. Padahal tidak sesuatu
apapun yang kita bawa dari dunia kecuali amal ibadah yang shalih sebagai hasil
dari tiap akting dan peran kita didunia dan dari setiap hal yang pernah
dititpkan. Tidak ada satu pun yang kita bawa ke alam berdhah (alam kubur)
kecuali amalan shalih. Seperti yang dijelaskan rasulullah SAW.,
"Ada tiga macam mengikuti mayat
itu (ketika di bawa ke kubur), yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua
kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali
sedang amalnya tetap mengikutinya." (Muttafaq 'alaih)
Dan dunia ini bukanlah apa-apa bila
dibanding kena dengan kehipan akhirat. Apa yang terdapat di dunia adalah bagian
yang paling kecil yang ada di akhirat kelak, baik itu kenikmatan mahupun
siksaan. Jika suatu kenikmatan yang kita rasakan teramat nikmat maka kenikmatan
itu akan berlipat ganda diakhirat kelak. Seperti sabda berikut ini,
Dari al-Mustaurid bin Syaddad r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah (berarti) dunia ini
kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti sesuatu yang seorang
diantara engkau semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cobalah
lihat dengan apa ia kembali (yakni) seberapa banyak air yang melekat di jarinya
itu, jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di
jari tadi banyaknya-." (Riwayat Muslim)
Seberapa luaskan lautan itu, dan
seberapa besarkah ujung jari kita? Tidak ada banding, sungguh tidak ada
banding. Bahkan dengan telapak tangan juga tidak tertandingi apalagi dengan
lautan.
Dan juga sesungguhnya Dunia ini bahkan
lebih hina dari sebuah bangkai. Siapapun didunia ini tidak akan tergerak
hatinya untuk membeli bangkai walau hanya satun sen. Itu adalah sebab dari
kehinaan dari bangkai tersebut. Bagaimana dengan dunia, mengapa orang terlalu
berlomba-lomba kepada dunia? Itu adalah sebab rendahnya keimanan sehingga
dengan mudah terperdaya oleh kenikmatan-kenikmatan yang menyesatkan.
Dari Jabir r.a. pernah menceritakan
bahwasanya suatu ketika Rasulullah s.a.w. berjalan melalui pasar, sedang
orang-orang ada di sebelahnya kiri kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing
kecil telinganya dan telah mati. Beliau s.a.w. menyentuhnya lalu mengambil
telinganya, terus bertanya: "Siapakah diantara engkau semua yang suka
membeli ini dengan uang sedirham?" Orang-orang menjawab: "Kita semua
tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita gunakan untuk apa
itu?" Beliau bertanya lagi: "Sukakah engkau semua kalau ini diberikan
(gratis) saja padamu." Orang-orang menjawab: "Demi Allah, andaikata
kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia kecil telinganya. Jadi apa
harganya lagi setelah kambing itu mati?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda:
"Demi Allah, sesungguhnya dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada
kambing ini bagimu semua." (Riwayat Muslim)
Kehinaan
dunia sesungguhnya tidak tampak oleh kaca mata kita kaum awam. Kita tidak
pernah menyadari bahwa dunia ini lebih hina dari bangkai. Seakan dunia
menawarakan sejuta pesona keabadian, yang sebenarnya itu adalah rongrongan
setan dan iblis untuk menyesatka umat manusia.
Maka oleh
sebab itu, jadilah hamba yang memiliki peran yang baik didunia ini dan mendapat
predikat terbaik di sisi Allah SWT. karena sesunggnya setiap amalan akan
dipertanyakan oleh Allah SWT. tidak akan ada satupun yang tertinggal karena
semunya telah dicatat oleh malaikat-malaikat Allah. Pertanyaan pertanyaan itu
akan ditanyakan kepada siapapun, baik laki-laki mauhupun perempuan, baik yang
kaya mahupun yang miskin. Karena siapapun anak Adam akan dipertanyakan pada
hari kiamat nanti. Pertanyaan apakah itu? Rasulullah bersabda,
Seorang anak Adam sebelum
menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1)
Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang
telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4)
dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia
amalkan. (HR. Ahmad)
Semua itu menyangkut dengan
dunia, dunia, dan dunia, semuanya tentang kehidupan dunia. Kehidupan dunia
hanya akan memberatkan apabila amalan shalih kita kurang dan senantiasa selalu
terperdaya oleh harta. Maka oleh sebab itu, mulailah suatu yang baik dari sekarang.
Tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Dan semoga Allah selalu
memberikan petunjuk nya kepada kita. Aamiin aamiin yarabbal ‘alamiin.
Saya pribadi sebagai orang yang hina yang kurang keimanan nya. Saya terkadang punya pikiran. Buat apa mengharapkan sesuatu yang belum tentu kita dapatkan. mendingan yang udah jelas aja yang ada di depan mata. terkadang saya punya pikiran seperti itu. Sungguh berat godaan2 di dunia ini. Saya selalu ragu bisa tahan terhadap semua itu. Mohon solusinya. Terima kasih
ReplyDeletememang pada dasarnya ketika kita berharap, semakin tinggi harapan maka semakin sakit jatuhnya. akan tetapi kita juga harus memiliki harapan sebagai cita-cita karena tidak semua pengharapan itu buruk.Berharap, berusaha dan berdoa jangan pernah lupa. Godaan dalam hidup akan selalu ada, maka perbanyak zikir, bersyukur dan bermuhasabah (intropeksi) agar iman kita semakin kuat dan menambah minat kita untuk terus beribadah kepada sang Khaliq. Pada akhirnya, Allah akan memberikan yang terbaik dari apa yang kita harapkan. aamiin
Delete